Cari Blog Ini

Minggu, 10 Oktober 2010

sepasang kekasih

30 Oktober 2008

“ora duwe lauk” mendengar kalimat itu aku menoleh ke arah seorang ibu yang sudah renta. Aku parkirkan motorku mepet semepetnya dengan tembok, karena walaupun kosan ini tingkat 3, namun tidak punya garasi untuk sepeda motor. Setelah aku rasa motorku diparkir dengan benar, aku kembali menoleh ke arah ibu tadi, namun kali ini bukan kea rah mukanya namun ke semangkok nasi yang hanya ditaburi dengan sayur terong agak kecoklatan. Biasa. Orang orang memasak terong pasti sampai semua terlihat coklat dan sedikit membubur. Aku penasaran ingin melihat ke siapa ibu itu berbicara. Ternyata seorang bapak tepatnya embah yang sudah renta juga. Pernah sekali waktu aku berpapasan dengan dia di suatu pagi saat mbah itu jogging. Menurutku jogging. Saat ibu itu masuk membawa nasi itu, si embah berusaha untuk bangkit dari tempat tidurnya…kenapa setelah aku tinggalkan mereka berdua untuk menuju kamarku di lantai 3,kalimat ibu itu masih terus terngiang-ngiang. Ibu serenta itu hidup dengan keadaan seperti itu, padahal anaknya adalah pemiliki kosan lantai 3 ini. Hmmm….
Ah aku mencoba untuk tidak mengangankan mereka hidup dengan lebih dari saat ini. Karena ketika aku mengangankan mereka lebih dari sekarang belum tentu yang mereka jalani saat ini adalah sebuah ketidalayakan. Mungkin bukan….yah aku mencoba untuk tidak menghayalkannya…(tapi kenapa aku menulis ini kalau perisiwa tadi tidak menggangguku???) aku coba untuk melihat keindahan dari mereka berdua. Serenta itu mereka masih bersama, mungkin badan sudah jauh dari yang namanya atletis apalagi metroseksual, pandangan pun sudah agak kabur untuk bisa membedakan pasangannya sudah berdandan atau belum, ataupun pendengaran mereka sudah tidak lagi mereka gunakan untuk mendengar rangkaian kata-kata romantis yang mengisi masa muda mereka, namun ada yang masih mereka rasakan dan mereka genggam sampai sekarang ini. ..cinta..mereka masih merasakannya sampai saat ini. Keadaan yang mereka hadapi bukanlah ukuran untuk menilai layak atau tidak mereka menempatkan cinta di hati mereka masing-masing. ..yah itulah anugerah terindah yang masih mereka miliki sampai saat ini, dan mungkin sampai badan mereka menyatu dengan tanah. Setelah saya menyadari diri saya hanya ditemani pacar saya yang asli amerika, saya menyadari…cinta mereka yang membuat apa yang mereka jalani menjadi begitu indah….semua menjadi emas….akh….aku akhir tulisan ini dan menutup layar pacarku untuk membaca-baca jurnal yang tadi aku kopi diperpustakaan…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar