Cari Blog Ini

Minggu, 10 Oktober 2010

sop buah kota Jojga

Pertama kali sampai di jogja ada satu hal yang menarik. Anda akan dengan mudah menemukan pedagang kaki lima atapun sekarang sudah bertambah jadi kaki 7 atau 6 dengan alasan lebih ergonomis, warung-warung atapun menu pendamping makanan selain es teh dan minuman botolan yaitu jus buah atapun es campur buah. Mereka menamakan sebagai soup buah segar karena memang nampa seperi soup. Melihat potensi kota jogja tentu tidak akan menyangka kalau ternyata jogja sendiri bukan penghasil holtikultura yang berlimpah. Karena banyak terjadi sesuatu yang bertolak belakang khan. Coba kita makan di daerah bedugul/baturiti yang notabene adalah penghasil sayuran. Kita akan sangat susah menemukan warung dengan menu sayuran kecuali sejenis restoran atau depot. Malah pengalaman saya saat berangkat dari singaraja menuju denpasar dan kebetulan diajak disinggah untuk menikmati samangkok bakso khas bedugul. Pas saya minta baksonya ditambah kol, pedagangnya malah kebingungan mencari pinjaman kol ke warung sebelah..aneh…
Namun yang ingin saya ceritakan bukanlah mengenai joga dengan soup buahnya namun tentang sebuah “warung” jus buah (saya sebut warug karena tidak layak disebut warung jika criteria warung di berikan). Dia hanya menggelar dagangannya di sebuah meja tidak lebih dari 1x1 meter lengkap dengan wadah aneka buah dan 2 blender yang dengan perkasa melumat semua jenis buah yang dimasukkan kedalamnya sampai menjadi jus.walaupun kecil jangan sangka warungnya sepi. Anda akan lebih serring menemukan warung itu di kerubungi orang daripada melihat penjualnya duduk menunggu pembeli. Mengenai aneka jus yang dijual, tidak kalah dengan Moena Fresh (sebuah took buah yang ada dibali yang didirikan oleh keluarga Moena). Asal anda melihat jenis buah yang tersedia, berarti anda bisa memesannya. Atau kalau anda bingung ingin jus jambu biji atau jus anggur, anda tidak usah ragu untuk pilih menu jus jambu biji campur anggur. Bebas….dan kalau kita melihat cara dia menyajikan dagangannya, anda harus lupakan sementara masalah higienis. Karena masalah higienitas menurut standar penjualnya adalah “selama belum ada yang sakit akibat minum jusnya, maka selama itu higienis” simple but sutralah…..anda juga akan sangat biasa melihat dagangannya dikerubungi binatang-binatang kecil yang beterbangan…tapi jangan salah sangka mengatakan itu adalah lalat…bukan. Karena ada 1 hewan yang bisa terbang dan sangat doyan dengan manis-manisan dan berbau ranum. Bukan semut terbang ataupun kupu-kupu tapi tawon. Mereka rela mati kejepit tutup toples ataupun mati tenggelam di dalam jus. Jadi lalat pada nyingkir dan terpaksa mencari incaran lain, karena sadar dirinya tidak punya senjata sehebat tawon.
Namun 1 hal yang menjadi perhatian adalah harga yang ditawarkan hanya 2500 rupiah. Setengah dari harga 1 porsi makanan diwarung dengan menu sayur dan 1 pindang atau telur dadar. Dan kualitas jusnya juga lumayan, buahnya terasa dan manisnya asli gula. Saya selalu berpikir bahwa sampai dunia kiamat pun, yang namanya makanan murah akan menjadi idola bagi umat manusia apalagi dengan kualitas yang sepadan. Saya jadi berpikir adakah orang yang mau mengikuti jejak bapak tapi menjadi penjual jus murah meriah dan sehat, minimal untuk meningkatkan konsumsi buah perkapita dari penduduk Indonesia. Kalau dihitung dengan ekonomi pembangunan setingkat pasca sarjana, mungkin system penjualan warung itu tidak akan mengganggu perekonomian nasional apabila dia bangkrut, apalagi sampai mengguncang ekonomi dunia seperti krisis amerika. Namun melihat dari jam kerja warung dengan laju penjualan, tentu omztenya juga bukan kecil. Minimal para suplayer buah kelas teri yang tidak bisa masuk ke supermarket sekelas carefour ataupun sejenisnya dapat terbantu dengan usaha jus murah meriah ini. Dan membantu pula orang yang seperti saya yang ingin mengkonsumsi buah minimal 1 butir setiap hari bisa menjangkaunya.
Setelah memesan jus kesukaan saya yaitu jambu biji dicampur anggur meja, saya melihat kesekeliling, banyak sekali orang yang menyedot jus dari kantong plastic. Jadi kayak iklan tapi ini nyata. Hingga suatu saat ada iklan yang berbunyi..”srubutane opo rek???....(minumnya apa mas?)…orang-orang akan menjawab jus murah meriah rek….” Tentu sebentar lagi aka nada rekor muri baru..minum jus buah murah meriah dengan buah asli Indonesia yang dibuat oleh persatuan warung kecil penjual jus sebanyak 2 tangki dalam waktu 2 jam….wah..wah….wah…ayo jus murah go…go…go…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar