Cari Blog Ini

Minggu, 10 Oktober 2010

Sampahku Sampahmu

Pagi-pagi berangkat dari kosan menuju kampus, walaupun jam hp masih menunjukkan pukul 6:25. Hari itu saya berangkat dengan berjalan kaki, karena sepeda motor saya pijamkan kepada surya. Teman sesama kantor. Terasa enak berangkat dengan berjalan kaki. Banyak hal yang terlewat begitu saja saat mengendarai sepeda motor. Saya bisa melihat kesibukan orang yang sedang menyiapkan dagangannya. Daerah kosan saya terletak pada daerah catur tunggal. Saat di malang, kita menyebutnya sebagai Kampung kota, karena dia menjadi seramai kota akibat munculnya universitas walaupun sebenarnya berawal dari sebuah kampong. Makanya tampak sekali kehidupan transisi dari masyarakat yang masih tradisional menuju sedikit metropolis (yah agak kekotaanlah). Saat memasukki gedung pertanian Nampak lapangan rumput yang sedikit luas dengan rumput hijau yang sangat cerah dengan titik embun disetiap ujungnya. Satu orang Nampak sedang menyapu di sekitarnya, walapun menurut saya daun-daun kering itu mungkin akan lebih mudah dikumpulkan dengan memungutnya ketimbang menyapu. Tapi itu kan dia yang melakukannya, dan dia sudah bekerja beberapa tahun (mungkin) dan saya baru muncul saat itu dengan sebuah hipotesis yang belum sempat saya uji dengan sebuah rancangan percobaan yang sederhana sekalipun untuk dicari nilai signifikansinya ataupun nilai CV-nya (coefficient of variance). Ah terlalu banyak materi-materi kuliah yang masuk ke otak, …ngerti atau tidak???yah minimal saya ingat beberapa istilahnya , sehingga menunjukkan ada yang nyantol sedikit.
Saya lanjutkan langkah saya menuju gedung FTP yang berlantai 5. Sebuah gedung yang sangat mewah untuk sebuah nama yang ada embel-embel pertaniannya. Padahal memang seharusnya seperti itu (menurut mahasiswa Filipina, petani di sana adalah pekerjaan dengan sebuah kesejahteraan lebih, sehingg pekrjaan petani di ktp, menandakan sebuah pekerjaan yang bagus, bukan seperti di Indonesia bahwa pekerjaan petani sebagi sebuah status bukan sebuah pekerjaan). Kali ini ada yang berbeda juga yang saya lakukan. Biasanya saya masuk melalui pintu utara, yang sebelah kanannya anda akan menemukan lobi yang dijaga para satpam. Setiap saya baru sampai pasti saya meilihat ke arah kanan untuk melepas senyum selamat pagi kepada para satpam. Mungkin itu adalah penghargaan yang mereka pantas dapatkan karena sudah datang lebih pagi dan lengkap dengan pakaian dinas mereka, yang kalau tahun 70 mungkin sangat keren.
Namun pagi ini saya masuk melalui pintu timur. Sungguh sebuah pemandangan yang sangat menakjubkan. Apa?? Jangan menyangka ada adegan sebuah pengambilan gambar pembuatan sebuah film ataupun sebuah pameran mobil tercanggih masa kini. Bukan jauh dari hal itu, tapi saya terpesona dengan lantai gedung yang mengkilap sampai mirip dengan cermin yang digelar dilantai. Tampak saat itu seorang petugas sedang berusaha menyelesaikan pekerjaannya membersihkan lantai itu. Aku agak canggung melangkah, kasihan lantainya…namun hukum yang berlaku disana adalah kami membersihkan anda silahkan berjalan, karena kalau ada tidak berjalan, maka kami juga tidak perlu lagi membersihkannya dan kami tidak berarti dan itu berarti kami tidak perlu lagi ada disini…
Sebuah pemikiran yang perlu direnungkan juga. Setiap orang yang menjadi bagian dari gedung ini, mempunyai tugas dan fungsinya masing-masing, dan masing-masing mempunyai kemuliaannya sendiri-sendiri. Karena sebuah kemuliaan dibentuk oleh sebuah kemuliaan-kemulian kecil yang dikumpulkan oleh banyak orang. Bukankah sebuah keluarga dinilai ketika seluruh anggota keluarga memang menunjukkan nilai kemuliaannya…jadi jangan merendahkan tingkat kemuliaan seorang tukang sapu.
Jika kita lihat ke bali???? Bali katanya pulau pariwisata (bukan Cuma daerah lho…tapi pulau) tentu kenyaman menjadi pertimbangan utama. Apakah kebersihan menjadi bagian dari kenyamanan itu..TENTU. lalu siapa saat ini yang menjadi ujung tombak dalam hal itu…ya para pasukan kuning diseluruh bali, baik dijalan ataupun di hotel. Lalu penghargaan apa yang kita berikan untuk mereka yang bekerja dengan sluruh tenaga dalam sebuah tempat yang penuh dengan lalat, belatung, bau tidak enak, kotor dan banyak hal yang ingin anda buang (karena itu disebut sampah). Yah setinggi apa penghargaan yang diberikan oleh Bali akan bisa kita lihat dari apa yang tertempel pada petugas itu.. ahh…bali memang aneh yah…kok sampah bertebarann padahal daerah pariwisata yah…lalu kita jijik dengan sampah dan kita serahkan pekerjaan itu kepada orang lain, dan kemudian kita jijik memberikan mereka sedikit kesejahteraan kepada mereka, dan kemudian kita mengumpat kalau sampah terlambat diangkut, padahal saat kita sedang dengan nyamannya memeluk anak istri kita dirumah, mereka sudah bangun untuk bergulat dengan sampah….tuhan berikanlah seluruh kesehatan bagi mereka semoga mereka tidak sakit, dan bisa terus menjaga bali…karena kalau mereka sakit, pasti mereka akan kesulitan mencari uang untuk diserahkan kepada orang yang dipercaya mampu menyembuhkan walaupun hanya dengan bertanya dan sedikit sentuhan diujung jari. Dan hasil kerja mereka berhari-hari dengan seluruh tenaga, akan berpindah tangan dalam waktu 2 detik…tuhan ii sebuah doa yang benar-benar ingin hamba panjatkan tuhan…mohon dengarlah tuhan…aku mohonkan keadilanMu yang nyata didunia ini.

Lokasamastha sukinah bavantu
Semoga semua makhluk berbahagia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar